Bendahara KPPS Curi Honor Petugas KPPS untuk Judi Online: Mengapa Judi Online Sulit Dihilangkan?

Judi memang membutakan. Banyak orang pada akhirnya berani untuk berhutang, bahkan mencuri akibat judi. Seperti yang terjadi di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Honor para petugas KPPS dicuri oleh bendahara Panitia Pemungutan Suara (PPS) berinisial MH (23) untuk bermain judi. Tidak tanggung-tanggung, MH mengambil uang sebesar Rp115 juta yang merupakan honor dari petugas KPPS untuk bermain judi.

Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Balangan Iptu Galuh Restu yang menyatakan, MH ditangkap di Kabupaten Tabalong, Kalsel. MH sendiri sukses ditangkap setelah kepolisian menerima laporan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Balangan.

Advertisement

“Saat dilakukan penggeledahan ditemukan uang tunai sebesar Rp 17 juta dan saat ini (pelaku) sudah ditahan di Mapolres Balangan,” kata Iptu Galuh.

BACA JUGA: Fenomena Publik Figur menjadi Seorang ‘Duta’: Ketika Gimmick Justru Dianggap sebagai Hukuman

Seberapa Berbahaya Judi? 

Adanya kasus ini tentunya membuka perhatian masyarakat mengenai bahayanya judi. JAKartans bisa bayangkan, melalui judi, seseorang berani untuk mencuri uang hingga ratusan juta hanya untuk depo di situs judi online. Bahkan, bukan hanya mencuri, beberapa kasus lain pun sering kali disebabkan oleh judi.

Dengan demikian, judi pada dasarnya menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kasus-kasus kriminal di Indonesia. Karena kepepet ingin berjudi dan dikejar hutang, pada akhirnya banyak penjudi yang berani mengambil langkah ekstrem, seperti melakukan aksi-aksi kriminal.

Apa yang terjadi di Kalimantan setidaknya menjadi bukti kecil, bahwa penjudi akan selalu mencari celah dan kesempatan untuk ‘mendapatkan’ uang untuk berjudi. Sehingga, judi bisa dibilang sama seperti narkoba. Bikin nagih, dan cenderung meningkatkan angka kriminalitas.

BACA JUGA: Gen Z dan Millenials Terlilit Hutang Pinjol, Kok Bisa?

Kenapa Judi Sulit Diberantas?

Lantas, dengan banyaknya kasus kriminalitas akibat judi, kenapa pada akhirnya perjudian di Indonesia sulit diberantas?

Pada dasarnya, keberadaan judi online di Indonesia sudah sangat masif. Ketika satu website judi online di-takedown, akan muncul situs serupa. Hal ini dijelaskan oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan. Menurutnya, situs-situs judi online selalu diproduksi ulang dengan cara memberi nama domain yang mirip atau menggunakan IP Address yang serupa.

Selain itu, ajakan berjudi online pun terdapat di segala lingkup kehidupan. Dari internet sampai ajakan personal pada akhirnya membuat judi online sulit diberantas.

“Penawaran judi melalui pesan personal sehingga tidak dapat diawasi oleh Kementerian Kominfo,” ungkap Semuel.

Selain itu, bandar-bandar judi online yang berada di luar Indonesia pun pada akhirnya membuat penanganan judi online semakin sulit. Adanya perbedaan yuridiksi hukum antara Indonesia dengan negara ‘bandar’ judi online ini lah yang menyulitkan pemerintah untuk memproses hukum dan menyelesaikan permasalahan judi online di Indonesia. (*/)

(RRY)

Advertisement

Related post

×

Hello!

Silakan kirim email ke program@jak101fm.com untuk pertanyaan seputar JAK 101 FM

× Hey JAK FM