Gen Z dan Millenials Terlilit Hutang Pinjol, Kok Bisa?

Beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan pemberitaan mengenai kasus pembunuhan yang dilakukan oleh senior terhadap adik tingkatnya di Universitas Indonesia. Setelah diusut lebih lanjut, motif pembunuhan yang dilakukan Altaf terhadap Naufal adalah rasa iri dan juga terlilit hutang pinjaman online.

Terlepas dari kasus pembunuhan tersebut, pertanyaan di benak masyarakat Indonesia sekarang adalah mengapa anak muda notabenenya masih menjadi tanggung jawab orang tua baik dari segi finansial memiliki hutang pinjol?

Advertisement

Nyatanya, berdasarkan data yang dirilis oleh OJK pada November 2022, Gen Z dan juga Milenial justru menjadi penyumbang terbesar angka kredit macet untuk kasus pinjol dengan tagihan sebesar Rp 766,40 miliar atau berkontribusi 53,9% pada total kredit macet yang disebabkan oleh pinjol.

BACA JUGA: Mengenal ‘Full Time Children’ Bentuk Nyata Rusaknya Sistem Kerja di China – JAK 101 FM

Sehingga, anggapan bahwa anak muda terutama Gen Z dan Milenial masih ditanggung secara finansial tampaknya sudah terpatahkan. Namun, mengapa akhirnya Gen Z dapat berhutang di pinjol?

Akses yang Mudah

Nyatanya, kemajuan teknologi memudahkan para Gen Z yang notabenenya sudah melek akan teknologi untuk berhutang di pinjol. Karena, kini cara untuk mengajukan pinjol terbilang mudah. Bermodalkan foto KTP, kini para Gen Z sudah dapat berhutang di berbagai jasa pinjol.

Selain itu, berbagai e-commerce, atau e-wallet pun nyatanya memberikan kesempatan yang mudah bagi para Gen Z yang tentunya menjadi salah satu pengguna e-commerce dan e-wallet terbesar di Indonesia. Berbagai fitur yang menawarkan pay later ini pun nyatanya menjadi salah satu bentuk dari pinjol. Dan tentunya, Gen Z dengan mudahnya terpicut untuk ‘membeli’ barang-barang tersebut dengan cara berhutang atau menyicil.

Iklan Pinjol yang Tersebar di Berbagai Media Sosial

Salah satu alasan mudahnya Gen Z mengakses pinjol adalah tersebarnya iklan pinjol di berbagai platform media sosial. Sebut saja, mulai dari YouTube, Instagram, Twitter, dan lain sebagainya kini menjadi wadah untuk para pinjol untuk mempromosikan jasanya. Gen Z yang tentunya erat dengan media sosial ini, secara langsung menjadi target dari para jasa pinjol ini. 

BACA JUGA: Kenali CVS, Kondisi Mata Lelah Akibat Terlalu Lama Bekerja 

Belum lagi, narasi-narasi iklan yang diciptakan oleh para pinjol ini selalu menarasikan akan kemudahan dari pinjol. Selain itu, model-model yang digunakan dalam iklan pinjol selalu diisi oleh anak muda, sehingga memberikan kesan bahwa anak muda seperti Gen Z dan Milenial pun nyatanya menjadi nasabah dari sebuah pinjol.

Jerat Pinjol pada Gen Z

Dengan mudahnya akses untuk menggunakan pinjol, tidak heran pada akhirnya banyak Gen Z dan Milenial pun terlilit hutang pinjol. Dan salah satu dampak terburuk dari terlilit hutang oleh pinjol adalah kematian. Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh mahasiswa UI menjadi buktinya, selain pembunuhan, kasus bunuh diri akibat terlilit hutang pinjol pun nyatanya menjadi realitas masyarakat.

Berhutang memang bukanlah hal yang salah dari segi hukum. Namun, berhutang bukan solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan hidup, terlebih untuk para Gen Z. Untuk membeli sesuatu, rasanya menabung jauh lebih baik dibandingkan dengan berhutang.

 

Advertisement

Related post

×

Hello!

Silakan kirim email ke program@jak101fm.com untuk pertanyaan seputar JAK 101 FM

× Hey JAK FM