Mengenal Cedera ACL: Cedera yang Dianggap Mampu Mematikan Karir Seorang Atlet
Beberapa waktu lalu, pemain muda FC Barcelona Gavi, harus menepi dari lapangan hingga September 2024. Gavi harus beristirahat lantaran cedera ACL yang dideritanya pada laga international break kualifikasi Euro 2024 ketika Spanyol harus berhadapan dengan Georgia. Meskipun sukses memenangkan laga tersebut dengan skor 3-1, cederanya Gavi sebagai salah satu pemain muda yang kini dipercaya menjadi pemain utama, tentunya menjadi kehilangan besar bagi Barca dan timnas Spanyol.
Dari banyaknya jenis cedera pada atlet profesional, cedera ACL memang sering kali dianggap cedera yang mampu ‘mematikan’ karir seorang atlet. Waktu pemulihan yang lama, risiko cedera kambuhan, dan hilangnya performa terbaik menjadi salah satu faktor yang akhirnya membuat cedera ACL dianggap sebagai cedera yang paling mematikan dalam dunia olahraga.
BACA JUGA: Bukan Hanya Kesehatan Fisik, Berikut 5 Manfaat Berlari untuk Kesehatan Mental Kita!
Dengan demikian, rasanya sebagai seorang penggemar olahraga ada baiknya kita lebih mengenal cedera ACL lebih dalam. Karena, tidak cuma atlet, nyatanya orang biasa pun dapat menderita cedera ACL akibat aktivitas yang mereka lakukan..
Apa Itu Cedera ACL
ACL atau ligamen krusiat anterior merupakan satu dari empat ligamen yang ada pada lutut.. Ligamen sendiri merupakan jaringan yang memiliki fungsi sebagai penghubung dan juga penahan dari rangkaian tulang yang ada dalam tubuh kita. ACL sendiri merupakan ligamen yang berada di tengah lutut yang berada pada antara tulang kering (tibia) dan tulang paha (femur). Sehingga, ACL memiliki fungsi sebagai penyokong lutut ketika seseorang sedang melakukan gerakan memutar, melompat, ataupun memutar dengan cepat.
BACA JUGA: Sederhana, tapi Banyak Manfaatnya: Berikut 6 Manfaat dari Jogging yang Harus Kamu Ketahui!
Dengan demikian, cedera ACL merupakan cedera yang disebabkan oleh robekan pada ligamen ACL. Cedera ini bisa terjadi ketika sendi lutut menekuk ke belakang maupun terpelintir. Ketika seseorang mengalami cedera ACL, mereka akan merasakan rasa sakit sekaligus pembengkakan pada lututnya. Adapun cedera ACL memiliki beragam variasi, mulai dari ringan (robekan kecil) hingga parah (ligamen robek, sebagian tulang terpisah dari tulang lain).
Gejala Cedera ACL
Salah satu gejala yang biasanya terjadi ketika seseorang mengalami cedera ACL adalah keluarnya suara ‘pop’, lalu lutut seperti keluar dari tempatnya dan beriringan dengan hal tersebut, muncul rasa nyeri yang tajam. Lebih lengkapnya, gejala ACL antara lain:
- Rasa sakit dan pembengkakan terjadi pada lutut
- Gerakan lutut menjadi terbatas karena sensasi sakit
- Persendian lutut terasa lembut dan kurang nyaman saat berjalan
- Lutut juga terasa hangat dan mengalami kesulitan dalam fleksi atau ekstensi
- Ada tanda memar di sekitar area lutut, dan terkadang lutut mengalami mati rasa.
Penyebab ACL
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, cedera ACL memang sering kali menimpa seorang atlet olahraga. Terlebih, atlet-atlet yang sering kali melakukan kontak fisik nyatanya lebih rentan untuk menderita cedera ACL.
Dari studi yang dilakukan, atlet wanita nyatanya memiliki kecenderungan untuk mengalami cedera ACL lebih besar dibandingkan dengan atlet pria. Kenapa? Hal ini diduga disebabkan karena adanya perbedaan kondisi fisik, kekuatan otot, dan juga kontrol saraf-otot.
Akan tetapi, orang umum pun dapat menderita cedera ACL pula. berbagai aktivitas nyatanya memicu terjadinya cedera ACL pada diri seseorang. Berikut ini penyebab seseorang dapat menderita cedera ACL:
- Benturan atau peristiwa tubrukan dengan individu atau objek lain
- Mengubah arah secara tiba-tiba saat berlari atau berjalan
- Berhenti bergerak secara mendadak
- Melambatkan langkah berlari
- Mendarat dengan tidak sempurna setelah melakukan lompatan
Apa yang Harus Dilakukan?
Apabila JAKartans mengalami cedera ACL, segera datang ke profesional, seperti dokter atau fisioterapi yang sudah memiliki lisensi. Biasanya, dokter akan melakukan diagnosis cedera ACL dengan melakukan pemeriksaan fisik dan juga melakukan pemeriksaan terhadap riwayat kesehatan pasien. Rangkaian tes fisik dilakukan untuk memeriksa kemampuan gerak lutut. Kemudian, akan dilakukan pemeriksaan MRI terhadap lutut untuk memvalidasi diagnosis sebelumnya.
BACA JUGA: Jeka Saragih, Eks Petarung PON yang Kini Sukses Tampil di UFC
Pengobatan cedera ACL bergantung pada hasil pemeriksaan dan kebutuhan pasien. Terdapat dua opsi pengobatan, yaitu metode non-operatif dan operatif. Contohnya, atlet muda mungkin lebih memilih opsi operasi agar dapat kembali berpartisipasi dalam kegiatan olahraga. Di sisi lain, masyarakat umum atau atlet yang lebih tua mungkin memilih pengobatan tanpa operasi karena aktivitas mereka tidak sebegitu menuntut kekuatan lutut.
Pilihan pengobatan non-operatif melibatkan penggunaan brace untuk mendukung stabilitas lutut. Seringkali, penggunaan brace disertai dengan kruk untuk membantu mengatur beban pada kaki. Alternatif lainnya adalah terapi fisik atau fisioterapi melalui program rehabilitasi. Program ini umumnya dimulai setelah bengkak pada lutut mereda dan disesuaikan dengan kondisi cedera individu. (*/)
(RRY)