Hasil Program Dribbling Towards Sustainability FIBA World Cup 2023
Selama 10 hari pelaksanaan FIBA World Cup 2023, 25 Agustus – 3 September ini Program Dribbling Towards Sustainability yang merupakan inisiatif Panitia Pelaksana (LOC) Indonesia telah mengurangi emisi CO2 yang setara dengan 116 bibit pohon yang ditanam selama 10 tahun.
Hasil ini merupakan bagian dari penerapan pengelolaan limbang yang bertanggung jawab di FIBA World Cup 2023. Baik dari pengelolaan sampah, penggantian kabon (carbon offset), dan ekosistem kendaraan listrik.
Dari pengelolaan sampah dari tujuh hari pelaksanaan Piala Dunia bola basket ini ada sekitar 75.700 kg sampah yang berhasil di kumpulkan melalui Kampanye Sampah. Mencegah sampah-sampah tersebut masuk ke tempat pembuangan akhir dengan menerapkan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Untuk sampah plastik yang dihasilkan adalah 54.300 kg, lalu sampah kaca 0,025 kg. Sampah kertas 16.200 kg, dan terakhir sampah logam/kaleng mencapai 0.425 kg.
Sampah anorganik yang terkumpul akan didistribusikan ke industri daur ulang untuk dijadikan produk baru. Di mana sampah plastik akan dikirimkan ke mitra daur ulang dan dicacah menjadi serpihan plastik. Untuk sampah kaca dan logam, melalui mitra daur ulang, mereka akan dilebur dan dibuat menjadi bahan kaca dan logam baru. Sementara untuk sampah kertas, akan dibuat menjadi karton oleh mitra daur ulang.
“Penerapan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab di FIBA World Cup 2023 ini mengurangi emisi CO2 yang setara dengan 116 bibit pohon yang ditanam selama sepuluh tahun, 265 buah pergantian lampu pijar ke LED, 28.830km rata-rata jarak tempuh mobil, dan 790km jarak rata-rata sepeda motor,” kata Ariseno Ridhwan, Wakil Direktur Public Relations dan Sustainability LOC FIBA World Cup 2023.
Kemudian, LOC FIBA World Cup 2023 juga melakukan carbon offset terhadap emisi karbon yang dihasilkan dari penerbangan 8 tim negara yang bertanding di Indonesia. Jumlah carbon offset yang berhasil dilakukan yakni total 148.90 tCO2. Dengan rincian, Lebanon 14,25 tCO2, Spanyol 19,36 tCO2, Pantai Gading 19,61 tCO2, Kanada 24,86 tCO2, Prancis 18,40 tCO2, Latvia 16,12 tCO2, Brasil 24,52 tCO2, dan
Iran dengan 11,77 tCO2.
Sementara untuk pengurangan karbon emisi dari penggunaan bus listrik dari 25 hingga 31 Agustus total ada 50.245 ton emisi karbon. Dengan rincian, hari pertama (25 Agustus) 6.361 ton emisi karbon, hari kedua (26 Agustus) 14.600 ton emisi karbon, hari ketiga (27 Agustus) 10.461 ton emisi karbon, hari keempat (28 Agustus) 5.905 ton emisi karbon, hari kelima (29 Agustus) 7.012 ton emisi karbon, hari keenam (30 Agustus) 4.445 ton emisi karbon, hari ketujuh (31 Agustus) 1.461 ton emisi karbon. Jumlah pengurangan emisi ini dibandingkan dengan menggunakan bus bahan bakar fosil pada umumnya
Lalu dalam tujuh hari pelaksanaan FIBA World Cup 2023, pengurangan emisi karbon dari penggunaan motor listrik (sumber pengisi baterai dari tenaga panel surya) total mencapai 32,6 ton emisi karbon. Rinciannya, hari pertama (25 Agustus) 2 ton emisi karbon, hari kedua
(26 Agustus) 3,8 ton emisi karbon, hari ketiga (27 Agustus) 4,2 ton emisi karbon, hari keempat (28 Agustus) 5 ton emisi karbon, hari kelima (29 Agustus) 4,8 ton emisi karbon, hari keenam (30 Agustus) 7,5 ton emisi karbon, dan hari ketujuh (31 Agustus) 5,3 ton emisi karbon.
“Program sustainability ini keberhasilannya tidak akan tercapai tanpa adanya dukungan tinggi dari publik. Dengan tercapainya hasil ini, maka bisa dikatakan tingkat awareness publik juga sudah tinggi terhadap konsep sustainability ini,” tambah Ariseno.