4 Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Memulai Frugal Living

Jakartans, kalian tentunya pernah merasakan gaji kalian sudah sisa sedikit padahal masih awal bulan. Dan seringkali, kita merasa keheranan mengapa gaji kita cepat habis padahal masih memasuki minggu pertama gajian.

Namun, nyatanya gaji yang tiba-tiba ‘menghilang’ ini bisa kita atasi dengan menerapkan prinsip hidup frugal living. 

Advertisement

Pada dasarnya, frugal living adalah sebuah konsep hidup yang fokus terhadap kebutuhan dasar dibandingkan hal-hal yang bersifat konsumtif. Tujuannya adalah untuk menekan pengeluaran agar tidak lebih besar dari pendapatan. 

Permasalahan pengeluaran lebih besar daripada pendapatan ini nyatanya menjadi permasalahan yang terjadi di Indonesia. Banyak jasa pinjaman online (pinjol) menjadi salah satu bukti bahwa masyarakat Indonesia nyatanya memiliki pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan yang mereka dapatkan.

BACA JUGA: Mengenal Gaya Hidup ‘Sigma’

Prinsip utama dalam frugal living sendiri ada pada perencanaan keuangan. Kita akan ‘dipaksa’ untuk mencatat segala kebutuhan yang memang kita butuhkan beserta total pengeluaran yang akan dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 

Tujuan dari melakukan pencatatan tersebut adalah untuk memahami mana yang menjadi sebuah prioritas dari apa yang kita butuhkan. Nantinya catatan pengeluaran ini menjadi pondasi kita untuk mencapai tujuan utama kita. Entah hidup tenang di masa tua, dan lain sebagainya.

Berikut ini, adalah langkah-langkah yang Jakartans dapat lakukan untuk memulai hidup dengan prinsip frugal livings

  1. Pahami Kebutuhan 

Satu hal terpenting sebelum memulai frugal living adalah memahami apa yang menjadi kebutuhan dari Jakartans! Kebutuhan-kebutuhan hidup seperti makanan dan minuman, biaya sewa tempat tinggal, listrik, dan kebutuhan primer harus Jakartans pahami terlebih dahulu.

Jangan sampai, karena menganggap butuh, suatu keinginan yang sebenarnya tidak dibutuhkan justru dibeli hanya untuk memuaskan rasa keinginan saja. 

  1. Catat Pengeluaran

Setelah memahami apa yang menjadi kebutuhan Jakartans, kalian dapat mencatat pengeluaran dari kebutuhan yang sudah dibeli atau dibayarkan. Sehingga, pengeluaran tersebut dapat dikontrol dan disesuaikan dengan pendapatan yang Jakartans miliki

BACA JUGA: Selain Gaya Hidup, Berikut 3 Alasan Mengapa Anak Muda Indonesia Kesulitan untuk Membeli Rumah 

  1. Beli Barang Bekas

Langkah ini sebenarnya adalah langkah opsional. Membeli barang bekas seringkali lebih ekonomis daripada membeli barang baru. Jakartans dapat mempertimbangkan untuk mencari barang bekas seperti lemari, kursi, atau pakaian. Selain itu, penting juga untuk memeriksa apakah ada barang yang bisa disewakan, terutama jika kalian tidak berencana menggunakannya dalam jangka waktu lama, seperti mainan anak, stroller, atau baby crib.

  1. Bandingkan Harga

Jakartans perlu mengecek secara rutin harga dari suatu barang untuk membandingkan harga produk di berbagai supermarket. Jika memungkinkan, Jakartans juga dapat berbelanja di pasar tradisional, di mana Jakartans bisa mendapatkan bahan makanan yang lebih murah namun tetap segar.

Selain itu, perlu diperhatikan penawaran diskon, karena beberapa supermarket atau minimarket sering memberikan potongan harga pada waktu-waktu tertentu.

Inilah konsep dasar dari gaya hidup hemat yang sedang populer saat ini, yang juga beriringan dengan tren gaya hidup lambat (slow living).

(RRY)

Advertisement

Related post

×

Hello!

Silakan kirim email ke program@jak101fm.com untuk pertanyaan seputar JAK 101 FM

× Hey JAK FM