Selain Gaya Hidup, Berikut 3 Alasan Mengapa Anak Muda Indonesia Kesulitan untuk Membeli Rumah

Selain gaya hidup, nyatanya terhadap faktor lain yang membuat anak muda Indonesia kesulitan membeli rumah mereka sendiri. 

Beberapa waktu yang lalu, muncul statement yang mengatakan bahwa salah satu alasan Gen Z tidak mampu membeli rumah sendiri disebabkan oleh gaya hidup Gen Z. Lebih spesifiknya, dikatakan bahwa 81 juta anak muda di Indonesia tidak memiliki rumahnya sendiri.

Advertisement

Bisa dibilang, statement ini dapat dikatakan benar jika hanya merujuk ke gaya hidup anak muda atau Gen Z yang memang seringkali memamerkan kekayaan, harta yang entah milik mereka sendiri atau milik orang tuanya. Sehingga, jika dikatakan salah satu faktor Gen Z tidak memiliki rumah adalah gaya hidup? Dirasa masuk akal juga. 

BACA JUGA: Mengenal ‘Full Time Children’ Bentuk Nyata Rusaknya Sistem Kerja di China 

Tapi, apakah gaya hidup menjadi satu-satunya alasan anak muda Indonesia tidak mampu membeli rumahnya sendiri? 

Tentu tidak. 

Tentunya, banyak faktor-faktor lain yang membuat anak muda Indonesia baik Gen Z ataupun milenial kesulitan membeli rumah mereka sendiri. 

Anak Muda Indonesia sebagai Generasi Sandwich

Salah satu faktor yang akhirnya membuat anak muda Indonesia sulit untuk memiliki rumah mereka sendiri adalah keberadaan mereka sebagai bagian dari generasi sandwich. 

Mengutip dari website Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia, generasi sandwich adalah generasi orang dewasa yang harus menanggung kehidupan dari tiga generasi sebelumnya, yaitu orang tua, diri sendiri, anak/saudara yang dimiliki. 

Istilah generasi sandwich ini sendiri merupakan istilah yang dicetuskan pertama kali oleh Profesor dan juga direktur praktikum Universitas Kentucky, Dorothy A. Miller pada tahun 1981. 

Sama seperti sandwich, nyatanya anak muda Indonesia dihimpit oleh dua generasi yang menjadi tanggung jawab mereka. Kenyataan inilah yang akhirnya menjadi salah satu faktor mengapa anak muda Indonesia sulit membeli rumah mereka sendiri. 

BACA JUGA: Mengenal Lebih Jauh Bahaya Burnout Akibat Bekerja: Tanda, Dampak, dan Cara Mengatasinya 

Boro-boro untuk membeli barang-barang untuk gaya hidup mereka, pada kenyataannya anak muda Indonesia seringkali memprioritaskan kehidupan orang tua dan saudara-saudara mereka dibandingkan diri mereka sendiri. 

Seringkali anak muda Indonesia bahkan kesulitan untuk menabung untuk membeli investasi masa depan seperti rumah, tanah, kendaraan, dan lain sebagainya. Kenapa? Karena, pada dasarnya dengan upah yang pas-pasan, mereka sudah harus memikirkan kehidupan dari generasi-generasi lain yang menjadi tanggung jawab mereka. Sehingga, rasanya untuk membeli rumah sendiri, dirasa bukan menjadi prioritas utama para anak muda Indonesia. 

Upah yang Tidak Seberapa

Dalam statement yang mengatakan anak muda Indonesia tidak dapat membeli rumah mereka sendiri dikarenakan gaya hidup. Disebutkan bahwa dirinya mengaku melihat orang-orang di usia 20 tahun sudah mampu membeli rumah mereka sendiri. 

Pertanyaannya, siapa sosok berusia 20 tahun yang mampu membeli rumahnya sendiri?

Bukan bermaksud untuk skeptis atau tidak percaya sepenuhnya. Mungkin di beberapa kasus memang hal tersebut benar terjadi di Indonesia. Namun kembali lagi, dengan harga tanah yang mahal, sosok berusia 20 tahun tersebut tentunya bukan sosok kelas pekerja seperti mayoritas anak muda Indonesia. 

Sekarang, jika kita lihat upah atau gaji fresh graduate Indonesia yang berumur rata-rata 21-23 tahun. Nyatanya, gaji mereka setiap bulannya ada di angka UMR atau seringkali di bawah UMR. Sehingga, rasanya untuk kelas pekerja berusia 21-23 tahun mampu membeli rumah mereka sendiri dengan hasil keringat mereka sendiri rasanya merupakan hal yang mustahil. 

Belum lagi fakta lain seperti beberapa dari mereka harus menjadi tulang punggung keluarga pun tentunya menjadi faktor lain sulitnya membeli rumah untuk anak muda Indonesia.

BACA JUGA: Perlukah Bekerja Sesuai Passion? 

Namun, tentunya akan berbeda jika sosok 20 tahun tersebut berasal dari keluarga kaya atau old money. Membeli rumah, mobil, dan bahkan memulai bisnis rasanya menjadi hal yang sangat realistis untuk mereka. 

Harga Tanah yang Mahal

Faktor lain yang akhirnya membuat anak muda Indonesia belum mampu membeli rumah mereka sendiri adalah tentunya harga tanah yang setiap harinya kian mahal. 

Jika dibandingkan dengan orang tua kita, harga tanah di zaman mereka relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan di zaman sekarang. 

Dengan harga tanah yang setiap harinya terus naik, rasanya untuk membeli rumah di usia muda menjadi hal yang sulit dilakukan anak muda Indonesia. Tapi, bukan berarti kita tidak bisa membeli rumah di usia muda ya.

Dan tentunya, mungkin gaya hidup menjadi salah satu faktor yang akhirnya membuat kita kesulitan untuk membeli rumah. Mungkin, sesekali self reward memang dibutuhkan, tapi jangan lupa untuk membeli hal-hal yang pada dasarnya menjadi kebutuhan mendasar ya!

(RRY)

 

Advertisement

Related post

×

Hello!

Silakan kirim email ke program@jak101fm.com untuk pertanyaan seputar JAK 101 FM

× Hey JAK FM