Antara Harapan dan Realita: Mengurai Stereotip dan Tantangan Profesi PNS di Indonesia
Menjelang pembukaan CPNS 2023, sejumlah masyarakat Indonesia terutama fresh graduate mulai bersiap mempersiapkan berkas-berkas pendaftaran yang dibutuhkan.
CPNS memang selalu menjadi momen tahunan yang dinanti-nanti masyarakat Indonesia. Rasanya, CPNS seringkali menghilangkan stereotip yang melekat pada seorang PNS.
Nyatanya, meskipun CPNS menjadi ajang tahunan yang paling ditunggu masyarakat Indonesia, nyatanya profesi PNS di Indonesia sendiri seringkali mendapatkan anggapan negatif dari masyarakat Indonesia. Bisa dibilang, masyarakat Indonesia memiliki hubungan love-hate relationship dengan profesi tersebut.
BACA JUGA: Gen Z dan Millenials Terlilit Hutang Pinjol, Kok Bisa?
Lantas, mengapa PNS seringkali mendapatkan anggapan negatif dan juga stereotip dari masyarakat?
Stereotip pada PNS
- Gabut
Stereotip pada PNS yang paling populer adalah gabut. Gabut atau gaji buta menjadi satu dari sekian banyaknya stereotip yang melekat pada seorang PNS. Banyak masyarakat Indonesia terutama di media sosial yang memberi ‘ejekan’ terhadap PNS. Karena, PNS dianggap sebagai sosok yang makan gaji buta. Bahkan, seringkali PNS dianggap hanya memainkan game ‘Zuma’ untuk mengisi jam kerja mereka.
- Pekerjaan yang Diisi para Orang Tua
Selain dianggap gabut, profesi sebagai PNS seringkali dianggap sebagai profesi yang hanya diisi oleh para boomers atau para orang tua. Stereotip ini dapat terbentuk karena wajah dari PNS atau tokoh publik dari profesi ini seringkali diisi oleh wajah-wajah lama. Selain itu, banyaknya orang tua yang berkeinginan anaknya menjadi seorang PNS pun menjadi alasan mengapa akhirnya banyak masyarakat Indonesia menganggap PNS sebagai pekerjaan yang hanya diisi oleh para orang tua.
BACA JUGA: Mengenal ‘Full Time Children’ Bentuk Nyata Rusaknya Sistem Kerja di China
- Tidak Memiliki Inovasi
Turunan dari stereotip mengenai PNS yang hanya diisi oleh para orang tua adalah miskin inovasi. Seringkali, karena dianggap sebagai profesi yang diisi oleh para orang tua, beberapa sektor yang diisi oleh PNS seringkali dianggap tidak memiliki inovasi karena kurangnya tenaga muda disana.
Mengapa Stereotip pada PNS Terbentuk
Pada dasarnya, sebuah stereotip tidak mungkin terbentuk tanpa alasan. Dalam jurnal yang ditulis oleh Murdianto dengan judul “Stereotip, Prasangka, dan Resistensinya (Studi Kasus pada Etnis Madura dan Tionghoa di Indonesia)” dijelaskan bahwa, stereotip adalah penilaian yang tidak seimbang terhadap suatu kelompok masyarakat. Dan penilaian ini merupakan penilaian subjektif yang terjadi karena seringnya menggeneralisasi suatu kelompok masyarakat tanpa melakukan diferensiasi.
Sehingga, dapat dikatakan stereotip yang diberikan terhadap PNS pada dasarnya terjadi karena adanya generalisasi oleh masyarakat terhadap perilaku oknum PNS yang akhirnya memukul rata semua PNS memiliki perilaku yang sama.
BACA JUGA: Ingin Mencari Side Hustle? Live di TikTok Jawabannya
Seringkali masyarakat menemukan berbagai kasus mengenai indisipliner PNS yang akhirnya membuat masyarakat menilai PNS sebagai profesi yang gabut. Mulai dari terlalu berbelitnya alur birokrasi, sering dijumpainya para PNS yang absen di jam kerja, sampai berbagai kasus yang akhirnya membuat penilaian masyarakat terhadap PNS menjadi negatif.
Kemudian, posisi jabatan strategis di sektor yang diisi oleh PNS seringkali diisi oleh sosok-sosok yang dinilai masyarakat sudah tidak kompeten menurut usianya. Sehingga, pada akhirnya PNS dianggap sebagai profesi yang hanya diisi oleh para orang tua dan akhirnya tidak memiliki inovasi terbaru.
Padahal, dengan adanya CPNS yang tiap tahunnya diberlakukan sebenarnya membuktikan bahwa regenerasi di PNS terus berjalan. Namun lagi-lagi, beberapa jabatan strategis yang harusnya dapat diisi oleh generasi yang lebih muda justru diisi oleh generasi tua atau boomers.
Pada akhirnya, stereotip pada PNS terbentuk akibat ulah dari para oknum PNS tersebut dan perlunya perbaikan sistem di dalam PNS itu sendiri. Adanya stereotip terhadap PNS dirasa kurang adil bagi para PNS yang benar-benar bekerja dan berusaha membangun karir di sana.
Tapi, apakah masyarakat dapat disalahkan sepenuhnya atas terbentuknya stereotip tersebut? Tentu tidak. Karena pada dasarnya, stereotip tersebut terbentuk akibat ulah oknum PNS sendiri.
(RRY)