Temui Pelajar Indonesia di Tunisia, Menteri Basuki: “Nikmati Proses Belajar”
Dalam kunjungan kerjanya ke Tunisia untuk menghadiri The 5th Mediterranean Water Forum, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono tak hanya menyibukkan diri dengan agenda resmi, namun juga menyempatkan waktu untuk bertemu dengan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Tunis. Bagi mereka yang sedang bekerja atau belajar di Tunisia, pertemuan dengan Menteri Basuki bukanlah sekadar kebetulan, melainkan bagian dari rencana terbaik dari Allah SWT, demikian ungkap beliau.
“Allah itu The Best Programmer, tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Jadi belajar harus dinikmati prosesnya dan fokus pada tujuan. Saya tekankan ketekunan itu penting dalam belajar dan juga profesional itu penting dalam bekerja,” kata Menteri Basuki dengan penuh keyakinan.
Mengutip kata-kata Menteri Basuki, menjadi profesional bukan sekadar melakukan pekerjaan dengan semangat, tetapi juga dengan hati yang ikhlas dan tanpa pamrih. Ia menegaskan pentingnya ketekunan dalam belajar dan kesabaran dalam menghadapi tantangan, terutama bagi anak muda yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri.
BACA JUGA: Basuki Hadimuljono, Menteri Serba Bisa yang Berkomitmen Membangun Indonesia
Dalam pandangannya, ilmu yang didapat dari pembelajaran bisa digolongkan menjadi tiga jenis: ilmu yang bermanfaat, ilmu yang mubazir, dan ilmu yang mencelakakan. Oleh karena itu, beliau menekankan bahwa tidak cukup hanya menjadi pintar, tetapi juga harus benar. Pesannya jelas: menjadi contoh bagi orang lain bukanlah perkara mudah, namun menjadi sesuatu yang esensial.
Pesan Menteri Basuki sungguh menjadi cambuk semangat, terutama bagi sekitar 100 orang pelajar Indonesia di Tunis yang mayoritas sedang menempuh pendidikan tinggi di Universitas Zaitouna. Mereka turut mendengar betapa pentingnya menjaga akhlakul karimah dan menghargai waktu untuk belajar, sebagaimana yang dialami Menteri Basuki sendiri saat menempuh pendidikan di Colorado State University, Amerika Serikat.
Studi ke luar negeri, bagaimanapun, bukanlah sekadar tentang memperoleh gelar atau pengetahuan baru. Lebih dari itu, seperti yang disampaikan Menteri Basuki, studi di luar negeri adalah kesempatan langka untuk memperluas pandangan, memperkaya pengalaman, serta membangun jejaring baik di tingkat nasional maupun internasional.
Menteri Basuki tidak sendirian dalam kunjungannya ke Tunisia. Didampingi oleh Duta Besar RI untuk Tunisia, KH Zuhairi Misrawi, dan Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja, mereka membawa semangat pembangunan dan pengembangan, tidak hanya dalam infrastruktur, tetapi juga dalam karakter dan profesionalisme anak bangsa di kancah internasional.
Menteri Basuki Hadimuljono memberikan teladan yang kuat bahwa belajar dan bekerja bukanlah sekadar rutinitas, tetapi bagian dari perjalanan panjang dalam membangun diri dan membangun bangsa. Dengan akhlak yang luhur dan semangat yang tinggi, kita semua dapat meraih kesuksesan, di mana pun kita berada. (*/)
(RRY)