Tetap Kerja Walaupun Sudah Tua: Berikut 5 Alasan Mengapa Lansia di Jepang Tetap Bekerja di Usia Tua

JAKartans, umumnya seseorang bekerja keras agar ketika di usia tua nanti dirinya mampu hidup tenang tanpa harus bekerja dengan keras. Terlebih, jika melihat dari pekerja di Indonesia sendiri, goals utama dari seorang pekerja bekerja keras tentunya untuk mas tua yang nyaman.

Berbagai pilihan aktivitas di masa tua pun sebenarnya cukup beragam. Mulai dari bertani, berkebun, atau pergi meninggalkan daerah perkotaan untuk hidup menikmati masa tua di desa rasanya menjadi plan pensiun beberapa orang di Indonesia. Sederhananya, masyarakat Indonesia ketika tua nanti ingin hidup nyaman dan tenang tanpa harus bekerja.

Advertisement

Akan tetapi, nyatanya terdapat satu negara yang lansianya justru aktif bekerja, negara tersebut adalah Jepang. JAKartans tentunya cukup sering melihat para lansia di Jepang bekerja, entah menjadi seorang chef, penjaga toko, dan lain sebagainya. Bahkan, tidak jarang para lansia di Jepang bekerja di jenis pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik.

BACA JUGA: Mengenal Karoshi: Budaya Semangat Kerja di Jepang yang Justru Menjadi Masalah

Dengan demikian, muncul pertanyaan besar, mengapa para lansia di Jepang memilih bekerja dibandingkan menghabiskan masa tua mereka dengan bersantai bersama anak atau cucu mereka?

1. Kurangnya Tenaga Kerja 

Jika di Indonesia terdapat aturan yang mengatakan usia maksimal untuk melamar pekerjaan adalah 25 tahun ke atas, di Jepang justru sebaliknya. Dengan angka usia kerja yang minim, pada akhirnya seperempat tenaga kerja di Jepang justru merupakan kelompok masyarakat berusia 55 tahun ke atas. Hal ini bisa terjadi karena Jepang nyatanya kekurangan tenaga kerja.

Sadar akan hal tersebut, perusahaan-perusahaan di Jepang pun akhirnya tidak jarang memperkerjakan para pensiunan. Sedikitnya angka kerja di Jepang tentunya terjadi karena masyarakat Jepang yang cenderung enggan untuk memiliki keturunan, terlebih angka bunuh diri di Jepang pun cukup tinggi dibandingkan dengan negara lainnya.

Dengan demikian, tenaga kerja di Jepang yang harusnya diisi oleh anak muda justru tergantikan dengan generasi tua atau para lansia. Karena, tenaga kerja muda di sana tidak pernah terbentuk.

2. Ingin Tetap Sehat

Kurangnya tenaga kerja mungkin menjadi faktor eksternal yang membuat para lansia di Jepang memilih untuk bekerja. Karena, pada kenyataannya alasan para lansia di Jepang memilih untuk bekerja disebabkan oleh alasan sederhana seperti keinginan untuk hidup sehat.

Mengutip dari IDN Times, dari survei yang dilakukan di Jepang, sebanyak 42% dari kelompok masyarakat berusia 55 tahun ke atas memilih bekerja hingga berusia 70 bahkan 80 tahun dengan alasan mereka ingin hidup sehat.

Kita sama-sama tahu, pikun atau bahkan demensia merupakan penyakit yang sering kali terjadi terhadap lansia. Sadar akan hal tersebut, para lansia di Jepang pun memilih untuk bekerja. Karena, mereka menganggap demensia atau kepikunan dapat dicegah dengan bekerja.

3. Mencari Uang

Uang pada dasarnya menjadi alasan paling rasional untuk seseorang bekerja, dan hal tersebut berlaku pada para lansia di Jepang yang akhirnya memilih bekerja. Dengan naiknya pajak konsumsi menjadi 10% di tahun 2019, pada akhirnya hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap lansia.

Uang pada akhirnya menjadi alasan para lansia di Jepang memilih untuk bekerja. Belum lagi, kekhawatiran mereka mengenai masa depan mereka yang mungkin saja akan dihabiskan di panti jompo atau panti sosial tentunya membutuhkan uang yang besar.

4. Tidak Ingin Merepotkan Anak

Di Indonesia, mungkin JAKartans merupakan seorang generasi sandwich yang mana harus menghidupi kehidupan dua generasi. Nyatanya, di Jepang justru sebaliknya, para lansia di sana justru enggan untuk ‘merepotkan’ keturunan mereka. Para lansia di Jepang cenderung memilih untuk hidup sendiri dibandingkan bersama anak mereka.

Dengan demikian, untuk memenuhi kebutuhan mereka pun tentunya mereka harus bekerja, dibandingkan meminta uang ke anak mereka. Sehingga, pada akhirnya tidak jarang terjadi kasus lonely death pada lansia yang hidup sendirian. Karena mereka merasa enggan untuk ‘merepotkan’ anak atau saudaranya.

5. Prinsip

Jepang bisa dibilang sebagai negara yang menjunjung tinggi prinsip dan nilai kehidupan. Bagi para lansia di Jepang, prinsip Ikigai atau nilai hidup akan terus mereka terapkan. Bagi mereka, hidup yang mereka jalani haruslah memiliki arti dan tidak boleh disia-siakan.

Dengan demikian, pada akhirnya para lansia memilih untuk terus bekerja selama mereka masih bisa dan masih berguna. Karena, mereka ingin menjalani hidup yang memiliki arti dan tidak ingin menyia-nyiakan masa tua mereka dengan bermalas-malasan.

BACA JUGA: 4 Alasan Mengapa Jepang Menjadi Destinasi Wisata Favorit Semua Orang!

Jadi JAKartans, siapkah kalian untuk meniru para lansia di Jepang untuk tetap produktif di masa pensiun atau tua nanti? (*/)

(RRY)

Advertisement

Related post

×

Hello!

Silakan kirim email ke program@jak101fm.com untuk pertanyaan seputar JAK 101 FM

× Hey JAK FM