Persija Jakarta, Kebanggaan dan Ikon untuk Masyarakat Jakarta

Sepak bola di Indonesia tentunya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi pecintanya. Meskipun prestasi sepak bola di Indonesia cenderung terus mengalami penurunan dan tentunya memiliki berbagai masalah besar yang harus dibenahi. Rasanya, kecintaan masyarakat Indonesia terhadap sepak bola Indonesia akan terus ada.

Salah satu kebanggaan masyarakat Indonesia terlebih Jakarta dalam dunia sepak bola tentunya Persija Jakarta. Klub yang baru saja merayakan ulang tahun ke-95 pada tanggal 28 November kemarin bisa dibilang sudah mengalami asam garam sepak bola di Indonesia. Bahkan, usia dari Persija Jakarta sendiri lebih tua dari Indonesia itu sendiri, sehingga tentunya Persija Jakarta bukan hanya menjadi kebanggaan dari masyarakat Jakarta, melainkan seluruh masyarakat Indonesia.

Advertisement

Klub yang kini bermain di Liga 1 Indonesia ini selalu sukses mencetak prestasi maupun pemain-pemain legendaris Indonesia, salah satunya adalah sosok ikon sepak bola Indonesia, yaitu Bambang Pamungkas yang kini menjadi salah satu pencetak gol terbanyak timnas Indonesia dan juga sukses mencetak 200 gol bagi Persija Jakarta.

Namun, apalah arti sebuah nama pemain tanpa klub yang membesarkan. Melalui artikel ini, penulis akan membagikan informasi seputar klub yang sudah menjuarai Liga Indonesia sebanyak 11 kali (9 Liga Perserikatan, 1 Liga Indonesia, 1 Liga 1) tersebut.

BACA JUGA: Pesepakbola Indonesia Hanya Menjadi Agenda Marketing Klub Luar Saja, Emang Iya?

Sejarah Persija Jakarta

Jauh sebelum Indonesia merdeka, Persija Jakarta sudah terlebih dahulu terbentuk pada 28 November 1928 dengan nama VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacarta). Baru ketika Indonesia berubah menjadi negara kesatuan, VIJ berganti nama menjadi Persija. Sosok-sosok pahlawan nasional seperti M.H. Thamrin, Habib Ali Kwitang, dan sejumlah tokoh nasional lainnya tercatat sebagai tokoh yang membesarkan Persija.

Pada waktu itu, NIVU (Nederlandsch-Indische Voetbal Unie) sebagai organisasi yang bersaing dengan PSSI masih eksis. Di sisi lain, VBO (Voetbalbond Batavia en Omstreken) sebagai bond yang menjadi pesaing Persija juga masih beroperasi. Terlepas dari keadaan takdir atau tidak, seiring dengan kemerdekaan negara Indonesia, NIVU secara tidak dapat dihindari harus menghentikan kegiatannya. Hal ini mungkin juga disebabkan oleh kondisi sosial politik yang tidak mendukung. Situasi tersebut akhirnya berdampak pada anggotanya, termasuk VBO. Pada pertengahan tahun 1951, VBO menyelenggarakan pertemuan untuk melakukan pembubaran (likuidasi) dan menyatakan niatnya untuk bergabung dengan Persija.

Dalam perkembangannya, VBO akhirnya bergabung dengan Persija. Dalam sebuah turnamen persahabatan tiga negara, gabungan pemain Indonesia yang berasal dari Persija “yang baru” berhadapan dengan tim Belanda dan Tionghoa. Hasilnya adalah sebagai berikut: Persija (Indonesia) vs Belanda 3-3 (29 Juni 1951), Belanda vs Tionghoa 4-3 (30 Juni 1951), dan Persija (Indonesia) vs Tionghoa 3-2 (1 Juli 1951). Semua pertandingan ini berlangsung di lapangan BVC Merdeka Selatan, Jakarta.

BACA JUGA: Selamat Ulang Tahun Kota Jakarta, Jadilah Karya untuk Nusantara

Ikon Jakarta

Jika Monumen Nasional (Monas) menjadi bangunan ikon di Jakarta, Persija Jakarta rasanya menjadi salah satu ikon Jakarta. Pasalnya, siapa masyarakat Jakarta yang tidak mengenal Persija Jakarta, siapa masyarakat Jakarta yang lahir dan besar tanpa mencintai klub dengan julukan ‘Macan Kemayoran’ tersebut?

Jak Mania (nama julukan fans Persija) tentunya menjadi bagian dari Persija Jakarta itu sendiri. Sepak bola tanpa penonton tentunya tidak akan sebesar sekarang, terlebih sepak bola yang notabenenya merupakan olahraga rakyat tentunya sangat selaras dengan hadirnya Jak Mania di dalam Persija.

Dengan demikian, Persija Jakarta pada akhirnya menjadi ikon dari Jakarta. Ketika bicara mengenai Jakarta, rasanya sulit untuk melupakan Persija. Sepak bola yang memang sudah menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia, ditambah dengan hadirnya Persija Jakarta sebagai klub kebanggaan masyarakat Jakarta pada akhirnya menjadikan Persija sebagai ikon Persija.

Memang, Persija tidak terlepas dengan carut marutnya sepak bola Indonesia. Rivalitas dengan klub tetangga pun tidak jarang membuat masyarakat umum merasa resah dengan kehadiran oknum fans dari Persija Jakarta. Namun lebih dari itu, Persija Jakarta adalah bukti bahwa Jakarta sudah ada sejak Indonesia belum merdeka. (*/)

(RRY)

Advertisement

Related post

×

Hello!

Silakan kirim email ke program@jak101fm.com untuk pertanyaan seputar JAK 101 FM

× Hey JAK FM