Mengenal Meritokrasi: Sistem Politik yang Paling Ideal dalam Dunia Kerja
Debat perdana Capres Pilpres 2024 baru saja diselenggarakan Selasa, 12 Desember 2023 kemarin. Tapi, rasanya masyarakat Indonesia masih cukup antusias untuk memberikan analisis mereka terhadap debat 5 tahunan tersebut. Dari banyaknya pembahasan yang dibahas, salah satu istilah yang mungkin terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia adalah meritokrasi.
Istilah meritokrasi ini sendiri disebut oleh Anies Baswedan selaku capres yang akan berkontestasi di Pilpres 2024. Menurutnya, fenomena ‘orang dalam’ yang terjadi di segala lini di Indonesia dapat diselesaikan dengan menerapkan sistem meritokrasi.
Fenomena ‘orang dalam’ sendiri cukup awam di dunia kerja. Banyak masyarakat Indonesia yang merasa dirugikan dengan adanya fenomena ‘orang dalam’ di dunia kerja. Bagi mereka, adanya ‘orang dalam’ ini menutup lapangan pekerjaan untuk masyarakat yang dirasa tidak memiliki privilese berupa koneksi dengan orang yang ada di dalam suatu perusahaan atau lembaga pemerintahan.
Lantas, sebenarnya bagaimana meritokrasi dapat menjadi solusi dari fenomena orang dalam yang dianggap meresahkan dalam dunia kerja?
BACA JUGA: Gen Z Menghadapi Tantangan Pengangguran dengan Batasan Usia Melamar Pekerjaan 25 Tahun
Arti Meritokrasi
Sebelum mengenal definisi dari meritokrasi sendiri, mari mengenal sejarah dari istilah meritokrasi terlebih dahulu. Meritokrasi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Dunlop Young dalam bukunya yang berjudul ‘The Rise of Meritocracy‘ yang dirilis pada tahun 1959. Meritokrasi sendiri menggunakan konsep merit yang mengutamakan kecerdasan, pencapaian, dan juga effort untuk mencapai suatu posisi.
Definisi dari meritokrasi pun sebenarnya cukup beragam sesuai dengan pemaknaannya. Meritokrasi dapat diartikan sebagai sebuah sistem sosial yang memiliki pengaruh untuk kemajuan bagi suatu kelompok masyarakat dengan mengandalkan kemampuan dan juga prestasi individu dibandingkan dengan basis keluarga, kekayaan, dan latar belakang sosial.
Di sisi lain, beberapa studi pun mengartikan meritokrasi sebagai kondisi yang memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu dalam kelompok masyarakat untuk menduduki suatu posisi atau jabatan tertentu. Kesempatan yang sama ini pun didasari oleh kompetensi yang dimiliki oleh individu.
Dengan demikian, pada dasarnya meritokrasi adalah sistem politik yang mengutamakan kompetensi dan pencapaian seseorang dibandingkan dengan latar belakang sosial, dan kekayaan sosial untuk mencapai suatu jabatan atau posisi tertentu.
BACA JUGA: Susah Mencari Kerja? Berikut 5 Website Pencari Kerja yang Bisa Kamu Coba!
Meritokrasi dalam Dunia Kerja
Dari penjelasan mengenai definisi dari meritokrasi, rasanya meritokrasi memang sudah seharusnya menjadi landasan bagi suatu perusahaan untuk merekrut karyawan atau mempromosikan karyawan ke jabatan atau jenjang tertentu. Dengan fokus mengutamakan kompetensi dan pencapaian seseorang, rasanya output yang akan didapatkan oleh perusahaan akan lebih ‘terjamin’ jika dibandingkan melalui ‘orang dalam’ yang terkadang tidak melalui proses uji kompetensi yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan.
Dengan demikian, rasanya meritokrasi bisa menjadi ‘solusi’ untuk membuka lapangan pekerjaan dan juga untuk mengatasi pengangguran, apabila kompetensi dan pencapaian masyarakat Indonesia sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan.
Akan tetapi, apabila kompetensi masyarakat yang tidak memiliki privilese ‘orang dalam’ masih sama saja dengan mereka yang memiliki privilese ‘orang dalam’, rasanya meritokrasi belum bisa menjadi solusi untuk membuka lapangan kerja dan pengangguran di Indonesia.
Meritokrasi pada dasarnya merupakan sistem politik yang memang idealnya harus diterapkan dalam dunia kerja. Karena, kompetensi dan pencapaian rasanya menjadi acuan yang seharusnya ditetapkan apabila seseorang ingin mendapatkan pekerjaan atau mendapatkan jabatan. Namun, permasalahan kompetensi masyarakat Indonesia inilah yang akhirnya sering kali membuat perusahaan lebih percaya akan mereka yang memiliki koneksi ‘orang dalam’. (*/)
(RRY)