Bagaimana E-Commerce di Indonesia dapat Terbentuk?
TikTok Shop akan resmi berhenti beroperasi pada hari ini di jam 17.00 nanti. Salah satu pertimbangan pemerintah melarang TikTok Shop di Indonesia adalah posisi TikTok sebagai social commerce bukan sebagai e-commerce. Sehingga, sebagai aplikasi social commerce TikTok Shop hanya boleh mempromosikan suatu barang, bukan memperjualbelikan.
Manajemen TikTok mengatakan, langkah penutupan layanan TikTok Shop dilakukan sebagai langkah komitmen perusahaannya untuk menghormati dan mematuhi peraturan di Tanah Air.
“Prioritas utama kami adalah untuk menghormati dan mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, kami tidak akan lagi memfasilitasi transaksi e-commerce di dalam TikTok Shop Indonesia, efektif per tanggal 4 Oktober, pukul 17.00 WIB,” kata manajemen TikTok dalam situs web resminya, Selasa (3/10/2023).
Indonesia sendiri bukanlah negara yang mempersulit keberadaan e-commerce, bahkan beberapa e-commerce yang ada di Indonesia merupakan e-commerce asal Indonesia. Nama-nama seperti Tokopedia, BukaLapak, dan Gojek menjadi salah satu e-commerce yang populer di Indonesia.
Namun, sebenarnya gimana sih sejarah keberadaan e-commerce di Indonesia sebelum maraknya keberadaan e-commerce di Indonesia?
BACA JUGA: 5 Kelebihan Toko Online Dibandingkan Toko Offline!
Awal Mula
Keberadaan IndoNet menjadi pemantik munculnya e-commerce di Indonesia. Saat itu, IndoNet menjadi salah satu Internet Service Provider (ISP) di Indonesia. IndoNet nantinya akan menjadi cikal bakal pemanfaatan teknologi di segala bidang. Termasuk bisnis online.
Kemudian, di tahun 1996, Dyviacom Intrabumi atau D-Net lahir dan menjadi salah satu perintis di bidang jual beli online. Hadirnya D-Net tentunya menjadi kabar baik bagi para pelaku bisnis dan juga para konsumen. Kehadiran D-Net tentunya mempermudah akses transaksi dengan menggunakan internet yang dianggap lebih mudah.
Namun, di tahun tersebut, penggunaan internet hanya dilakukan untuk menampilkan produk saja. Untuk pembayaran, konsumen tetap harus bertemu atau istilah sekarangnya adalah cash on delivery (COD).
Munculnya E-Commerce Indonesia
Seiring berjalannya waktu, dari yang awalnya sistem jual beli online dilakukan dengan metode pembayaran COD. Di tahun 2010-2011, berbagai e-commerce yang menawarkan aneka kemudahan pembayaran mulai bermunculan. Selain kemudahan transaksi pembayaran, muncul juga e-commerce yang menyediakan produk berupa jasa, seperti Gojek.
Gojek kini menjadi salah satu e-commerce yang paling dipercaya untuk membeli produk berupa jasa. Dari yang awalnya hanya menawarkan jasa antar jemput, kini Gojek menawarkan berbagai hal, mulai dari pembayaran tagihan, pemesanan makanan, dan lain sebagainya.
BACA JUGA: Ingin Mencari Side Hustle? Live di TikTok Jawabannya
Selain keberadaan Gojek yang menawarkan berbagai produk jasa, e-commerce yang menjual produk berupa barang pun mulai bermunculan. Berbagai e-commerce yang kita kenal sekarang seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Shopee, dan lain sebagainya menjadi e-commerce favorit masyarakat Indonesia.
Terlebih, sejak era pandemi, keberadaan e-commerce semakin mempermudah masyarakat. Karena, banyak e-commerce yang mulai menjual-belikan berbagai kebutuhan pokok yang menjadi kebutuhan masyarakat. Belum lagi, promo-promo seperti Hari Belanja Online Nasional, gratis ongkir, dan lain sebagainya. Seringkali memberikan potongan harga yang menggiurkan bagi masyarakat.
Keberadaan e-commerce di Indonesia tentunya memberikan dampak terhadap daya beli masyarakat Indonesia. Memang, terdapat permasalahan terkait bisnis toko fisik yang mengalami penurunan penjualan akibat banyak orang yang memilih untuk belanja online. Akan tetapi, permasalahan tersebut sebenarnya dapat diselesaikan apabila para pedagang mau beradaptasi dengan kemajuan yang ada.(*/)
(RRY)