Salahkah Menggunakan Barang Branded Sebagai Penunjang Pekerjaan?
Beberapa waktu belakangan ini, muncul sebuah perdebatan di lini media sosial Indonesia. Dari sebuah pertanyaang terkait rekomendasi tas untuk ngantor, kini para netizen Indonesia sudah berdebat mengenai penting atau tidaknya sebuah brand terhadap karir dari suatu lini profesi.
Beberapa netizen yang terlibat dalam lini profesi yang berhadapan langsung dengan klien seringkali menganggap brand pakaian, tas, aksesoris, dan lain sebagainya menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki ketika berhubungan dengan seorang klien.
Di lain sisi, beberapa netizen yang terlibat dengan lini profesi yang berhubungan dengan suatu klien justru menganggap hal-hal seperti brand pakaian, tas, jam, dan aksesoris tidaklah penting karena semuanya kembali lagi ke skills yang kita atau perusahaan miliki.
Realita yang Harus Diubah
Pada kenyataannya, kita memang tidak menampik fakta bahwa beberapa klien memang melihat kondisi fisik, atau tools yang kita gunakan. Namun, hal tersebut tidak serta merta harus kita normalisasi sebagai suatu realita yang ada.
Pada dasarnya, value seseorang atau perusahaan dapat dilihat dari hasil kerja, skills, dan kemampuan yang dimiliki, bukan dari penampilan fisik atau brand yang digunakan. Karena, bisa saja meskipun mereka terlihat mewah dengan tas branded, jam mewah dan lain sebagainya, pada kenyataannya mereka justru hanya menjual penampilan fisiknya saja tapi di dalamnya justru ‘kosong’.
BACA JUGA: 3 Rekomendasi Outfit untuk Pergi Ngantor
Dengan demikian, kita tidak dapat melulu untuk menormalisasikan hal yang seharusnya tidak normal. Sederhananya, semua orang dalam suatu lini pekerjaan pada dasarnya dinilai berdasarkan skill dan kemampuan yang mereka miliki, bukan berdasarkan gaya hidup melalui tas branded atau lain sebagainya.
Salahkan Menggunakan Barang Branded?
Pertanyaan selanjutnya adalah salahkah kita apabila menggunakan brand-brand mahal ketika sedang bekerja? Tentu tidak.
Tidak ada yang salah dengan apa yang kita kenakan ketika bekerja selagi apa yang kita kenakan sopan. Namun, akan menjadi sebuah kekeliruan apabila alasan kita membeli atau menggunakan barang branded tersebut serta merta hanya karena untuk pengakuan dari pihak yang akan kita temui.
Semuanya kembali ke poin awal, siapapun kita, barang apa yang kita gunakan, selagi kita punya skills yang memang sesuai dengan kebutuhan yang klien butuhkan, tentunya kita akan memiliki value di mata mereka.
Namun, apabila kita memang sudah nyaman dengan barang branded tersebut sebagai barang yang memang dapat menunjang pekerjaan kita, ya kenapa tidak? Semuanya yang kita kenakan seharusnya kita gunakan untuk menunjang diri kita sendiri, bukan untuk membentuk penilaian orang lain terhadap diri kita.
Dengan demikian, penggunaan barang branded di waktu bekerja pada dasarnya merupakan hal yang sah-sah saja, selagi hal tersebut sesuai dengan kemauan kita dan tanpa embel-embel ‘barang yang kita kenakan akan melancarkan urusan pekerjaan kita’. Karena, pada dasarnya hal tersebut bukanlah hal yang perlu dinormalisasikan sebagai sebuah kebiasaan yang akhirnya justru membentuk suatu realita kehidupan. (*/)
(RRY)