Kehadiran Sex Entertainment di Jakarta Melahirkan Rumah Produksi Film Porno di Jakarta Selatan
Beberapa hari terakhir ini, muncul kasus terbaru yang membuat masyarakat Indonesia geger. Pornografi yang notabenenya menjadi hal yang haram di Indonesia, kini memiliki rumah produksinya sendiri. Berdasarkan keterangan dari Polda Metro Jaya, setidaknya terdapat rumah produksi film porno dari studio Studio KBB dan Karya Bintang Studio yang bertempat di Jalan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan.
Sedangkan studio ketiga terletak di Jalan Jati Raya, Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Selain kasus rumah produksi film porno di Jakarta, muncul juga kasus sama yang berhubungan dengan kehidupan seks, yaitu terkait adanya pesta seks yang diadakan di daerah Jakarta Selatan.
Tanggapan Moammar Emka Penulis Jakarta Undercover
Moammar Emka yang merupakan penulis dari buku ‘Jakarta Undercover’ sebuah buku yang membahas mengenai kehidupan seks di Jakarta pun turut membuka suara terkait isu ini.
Moammar Emka mengatakan, sebenarnya kehadiran rumah produksi film porno memang relatif terbilang sedikit. Namun, Moammar Emka menambahkan, yang banyak justru film-film porno yang dilakukan secara ‘mandiri’ yang dijual di black market.
Ironisnya, selain rumah produksi film porno, di Indonesia pun nyatanya terdapat platform lokal yang menyediakan live streaming tanpa busana atau Emka sebut dengan sex live streaming.
“Yang paling banyak adalah kreator-kreator mandiri. Terdapat platform lokal yang menampung kreator-kreator mandiri, yang bisa menampilkan tontonan seperti sex live streaming,” ujar Emka
Emka pun menambahkan keterangannya terkait sosok-sosok yang harus yang harus bertanggung jawab selain 5 orang yang sudah ditetapkan sebagai pelaku seperti sutradara, kameramen, editor, sound engineer, dan sekretaris yang merangkap sebagai talent.
Menurutnya, sosok-sosok yang menjadi talent atau ‘menjual dirinya’ justru tidak diatur di dalam hukum. Namun, mereka-mereka yang memperjual belikan seseoranglah yang justru harus diproses hukum, seperti mucikari, atau mereka yang terlibat dalam prostitusi online.
“Siapapun orang atau menjadi ‘ani-aninya’ justru belum ditangkap, dan status atau posisinya sampai sekarang belum diketahui sebagai apa” terang Emka.
BACA JUGA: Ingin Nikah Muda? Perhatikan 3 Hal Berikut Ini!
Sex Entertainment di Jakarta
Pada kenyataannya, di balik Jakarta yang terlihat megah dan metropolis, pejabat-pejabat yang terlihat bersih dan citranya dianggap sopan, pada kenyataannya Jakarta justru menyajikan sex entertainmet ini.
Sex entertainment inilah yang akhirnya melahirkan rumah produksi film porno yang hasil produksinya disebarkan di lini digital yang tidak dimiliki oleh tempat-tempat ‘hiburan’ di Jakarta.
Akan tetapi, sex entertainment berbentuk film porno pada kenyataannya tidak beririsan dengan industri hiburan yang memang tersedia dalam bentuk fisik seperti klub-klub atau bisnis prostitusi. Karena, pada dasarnya dua hal tersebut memiliki nilai hukum yang berbeda.
Dan mereka yang terlibat sebagai talent pun pada kenyataan berasal dari lini pekerjaan lainnya. Mulai dari seleb, model, sampai selebgram pun menjadi talent dari industri film porno ini. Dan yang akhirnya yang melatarbelakangi mereka untuk ikut serta ke industri ini adalah ekonomi.
Namun, faktor turunan lain mulai dari lifestyle pun akhirnya menjadikan mereka yang ikut masuk ke sex entertainment. Namun, pada akhirnya alasan terkuat untuk masuk ke sex entertainment adalah ekonomi.
Pada akhirnya, kehadiran industri sex entertainment di Indonesia dirasa bukan menjadi sebuah rahasia lagi. Apa yang terjadi sekarang, pada kenyataannya pun sudah terjadi sejak lama dan baru terungkap baru-baru ini. Pada dasarnya, mereka yang menjadi talent pun menjadi korban dari para ‘PH-PH’ film porno ini.
(RRY)