Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Rumuskan Rencana Strategis untuk Penguatan Budaya Literasi Masyarakat
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) telah merumuskan rencana strategisnya untuk periode 2020-2024 dengan fokus utama pada penguatan budaya literasi masyarakat. Melalui penajaman program, Perpusnas bertujuan untuk mendukung keberhasilan tercapainya target Renstra yang mencakup berbagai aspek, seperti peningkatan kecakapan literasi, transformasi perpustakaan di desa, penyediaan bahan bacaan berkualitas, penguatan budaya baca dan literasi, pelestarian naskah Nusantara, serta kajian perpustakaan berbasis wilayah.
Dalam Renstra Perpusnas 2020-2024, terdapat target ambisius, dengan nilai budaya literasi yang ditargetkan sebesar 71 (tinggi) dan nilai budaya kegemaran membaca sebesar 71,3 (tinggi). Selain itu, indeks pembangunan literasi masyarakat (IPLM) diharapkan mencapai angka 15.
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Perpusnas, Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D., telah menyusun strategi untuk setiap program penajaman. Salah satu fokus utama adalah peningkatan kecakapan literasi melalui pemberdayaan perpustakaan sekolah. Ini akan dilakukan dengan cara penyederhanaan instrumen akreditasi, peningkatan jumlah dan kompetensi asesor, survei kondisi perpustakaan sekolah melalui pemberdayaan asesor daerah, relaksasi melalui pengisian borang dalam sistem akreditasi, peningkatan pemanfaatan perpustakaan sekolah, dan bimbingan teknis bagi tenaga perpustakaan sekolah.
“Pada 2024, transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di desa menyasar 600 desa dan kelurahan. Strateginya dengan menghubungkan perpustakaan desa yang sudah bertransformasi dengan perpustakaan sekolah melalui program pendampingan fasilitator daerah,” jelas Prof. Aminudin Aziz di Jakarta, pada Jumat (19/1/2024).
BACA JUGA: Ingin Menerapkan Gaya Hidup Produktif? Lakukan 5 Langkah Ini!
Dalam menyediakan bahan bacaan bermutu, Perpusnas telah merancang strategi pendampingan tenaga perpustakaan desa dan tenaga perpustakaan sekolah. Ini mencakup pelatihan TOT (Training of Trainers) dan bimbingan teknis untuk optimalisasi pemanfaatan bantuan bahan bacaan.
“Program penguatan budaya baca dan literasi akan dilakukan dalam skala besar di seluruh Indonesia, yaitu Festival Literasi Nusantara yang melibatkan 27 ribu orang, dan Gerakan Indonesia Membaca dengan 176 ribu orang,” tambahnya.
Prof. Aminudin Aziz menegaskan komitmennya dalam pelestarian dan pengarusutamaan naskah Nusantara dengan strategi sinkronisasi, integrasi pengembangan koleksi, pengolahan metadata, alih media, dan pengarusutamaan naskah Nusantara di dalam maupun luar negeri.
Terkait dengan kajian perpustakaan berbasis wilayah, strateginya melibatkan pemetaan penerbit dan terbitan di Indonesia dengan kerja sama bersama IKAPI pusat dan cabang serta akademisi untuk membangun ekosistem penguatan literasi.
Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR) di Jakarta pada Rabu (17/1/2024), Prof. Aminudin Aziz menjelaskan akan memberdayakan komunitas baca yang ada di masyarakat. Ini merupakan program baru yang diharapkan dapat menjangkau hingga 10 ribu perpustakaan desa, kelurahan, dan taman baca masyarakat dengan menyediakan sekitar seribu judul buku.
Sejak 29 November 2023, Prof. E. Aminudin Aziz ditunjuk sebagai Plt. Kepala Perpusnas, menggantikan Muhammad Syarif Bando. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat, Prof. Aminudin Aziz membawa semangat baru dalam mengemban tugas tersebut, menjadikan Perpusnas sebagai motor penggerak literasi dan budaya baca di Indonesia. (*/)
(RRY)