Lamanya Perjalanan Menuju Tempat Kerja Bikin Depresi, Kok Bisa?
Jakarta merupakan kota industrinya Indonesia. Sehingga, wajar rasanya apabila banyak warga yang tinggal di luar Jakarta namun pada akhirnya memilih untuk bekerja di Indonesia. Dari data yang dihimpun oleh Badan pusat Statistika, terdapat 1.255.771 penglaju atau komuter di wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang berkegiatan di DKI Jakarta. Dari jumlah 1.255.771 tersebut, 83% merupakan para pekerja yang bekerja di Jakarta.
Dengan demikian, salah satu permasalahan dari para pekerja ini ketika bekerja adalah lamanya perjalanan menuju kantor atau tempat bekerja. Karena, tidak bisa dipungkiri waktu yang harus ditempuh oleh warga Bodetabek untuk bekerja di Jakarta dapat mencapai kurang lebih satu jam perjalanan.
Berdasarkan jurnal yang dipublish di Journal of Transport & Health, nyatanya lamanya perjalanan seseorang ke tempat kerja berpengaruh terhadap kesehatan mental mereka. Dalam jurnal tersebut, dikatakan bahwa mereka yang menghabiskan waktu lebih dari 60 menit di perjalanan menuju kantor memiliki kemungkinan 1,16 kali lebih besar untuk menderita depresi, dibandingkan dengan mereka yang menghabiskan waktu perjalanan di bawah setengah jam.
Depresi ini tentunya berhubungan dengan stres kerja akibat pekerjaan. Stres kerja sendiri merupakan kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang dapat mempengaruhi emosi, proses pikir, dan kondisi seorang pekerja.
Lamanya perjalanan menuju tempat kerja inilah yang akhirnya menyebabkan stres fisik dan psikologis yang outputnya adalah stres kerja.
Adapun beberapa alasan terkait pengaruh lamanya perjalanan menuju tempat kerja terhadap tingkat stres yang memungkinkan seorang pekerja dapat mengalami depresi, antara lain:
BACA JUGA: Mengenal Lebih Jauh Bahaya Burnout Akibat Bekerja: Tanda, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Hilangnya Waktu untuk Refreshing
Salah satu dampak dari lamanya durasi perjalanan menuju tempat kerja adalah hilangnya waktu untuk refreshing. Sesukanya JAKartans dengan pekerjaan yang dijalani sekarang, refreshing pada akhirnya tetap diperlukan agar tingkat stres kerja bisa berkurang. Sehingga, JAKartans dapat mencegah risiko depresi.
Akan tetapi, dengan durasi perjalanan menuju tempat kerja yang memakan waktu lebih dari satu jam. Tentunya hal tersebut dapat mengikis waktu berharga JAKartans yang dapat digunakan untuk melakukan hobi, atau sekadar berleha-leha untuk melepas rasa stres akibat pekerjaan.
Satu jam memang terasa sebentar, namun waktu satu jam tersebut dapat digunakan untuk tidur siang, melakukan hobi, dan aktivitas lainnya, dibandingkan dengan menghabiskan waktu di jalan.
BACA JUGA: Mengenal Karoshi: Budaya Semangat Kerja di Jepang yang Justru Menjadi Masalah
Sulit Menerapkan Gaya Hidup Sehat
Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai proses berpikir, berperasaan dan berperilaku seseorang. Salah satu cara untuk mengurangi tingkat depresi adalah dengan menerapkan pola gaya hidup sehat. Namun, akibat terlalu lama di jalan, pada akhirnya para pekerja di Jakarta kesulitan untuk menerapkan gaya hidup sehat.
Terlebih, ketika kita sudah tau durasi perjalanan menuju kantor atau tempat kerja kita memakan waktu hingga satu jam. Kita cenderung akan bersiap-siap secara terburu-buru, sehingga melupakan hal-hal penting yang sebenarnya tubuh kita butuhkan sebelum memulai aktivitas, seperti sarapan, stretching, dan lainnya.
Lebih dari itu, stres kerja sebenarnya memiliki ragam faktor yang sangat kompleks. Dalam riset yang ditulis dalam jurnal tersebut, dikatakan berbagai faktor lain, yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan, wilayah, status perkawinan, jam kerja mingguan, pembagian shift kerja, dan lainnya menjadi salah satu faktor penyebab stres kerja yang tidak jarang berujung ke depresi yang dialami oleh para pekerja. (*/)
(RRY)