Perlukah Kita Menggunakan Kendaraan Listrik?
Salah satu isu yang hangat akhir-akhir ini adalah terkait memburuknya kualitas udara di Jakarta. Berbagai pihak baik pemerintah, NGO, komunitas, sampai masyarakat umum pun memberikan saran-saran bagi masayrakat Jakarta guna memperbaiki kualitas udara Jakarta.
Dari sekian banyaknya saran yang ada, salah satu saran yang menarik perhatian masyarakat tentunya adalah penggunaan kendaraan elektrik guna mengurangi plusi dan emisi gas di Jakarta.
Saran ini sering sekali keluar dari pemerintah Indonesia yang memang tengah menggalakan penggunaan kendaraan listrik. Namun, apakah menggunakan kendaraan listrik dapat memperbaiki kualitas udara di Jakarta atau bahkan Indonesia?
Kelebihan Kendaraan Listrik
Salah satu keunggulan mobil listrik terletak pada efisiensinya yang jauh melebihi kendaraan konvensional berbahan bakar fosil. Mobil yang menggunakan bahan bakar fosil umumnya hanya mampu mengubah sekitar 12% hingga 30% dari energi yang dihasilkan melalui proses pembakaran menjadi gerakan, sementara sisanya terbuang sia-sia melalui kehilangan mekanis atau pemanasan. Inilah yang mengakibatkan peningkatan suhu pada mobil bahan bakar fosil dan memerlukan sistem pendingin untuk mencegah overheating. Di sisi lain, mobil listrik dapat mengoptimalkan sekitar 80% energi yang disimpan dalam baterai lithium untuk menghasilkan gerakan, hal ini terjadi karena mobil listrik memiliki lebih sedikit komponen mekanis dan juga memanfaatkan fitur pengereman regeneratif, yaitu sistem yang dapat menyimpan energi kinetik saat pengereman untuk digunakan kembali.
Kelebihan lainnya adalah biaya operasional yang lebih rendah untuk penggunaan mobil listrik. Pengisian energi mobil listrik lebih terjangkau, baik melalui pengisian di rumah maupun di stasiun pengisian kendaraan listrik umum. Sebaliknya, pengisian bahan bakar kendaraan berbahan bakar fosil memerlukan biaya yang lebih tinggi di stasiun pengisian bahan bakar umum.
Perbedaan signifikan lainnya terletak pada tingkat kebisingan. Mobil listrik cenderung bergerak dengan suara yang hampir tidak terdengar, berbeda dengan kendaraan bahan bakar fosil yang menghasilkan suara bising dan berkontribusi pada polusi suara di sekitarnya. Walaupun demikian, suara yang minim dari mobil listrik juga memiliki risiko, seperti potensi bahaya pada situasi lalu lintas di mana kendaraan harus terdeteksi melalui pendengaran.
Sementara mobil listrik memiliki banyak keunggulan, ada juga tantangan yang perlu diatasi, terutama dalam hal keselamatan lalu lintas dan infrastruktur pengisian yang lebih luas.
Kekurangan Mobil Listrik
Dari semua keunggulan dan manfaat yang telah disebutkan, ada juga beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mobil listrik. Meskipun penggunaannya berkontribusi pada pengurangan polusi di jalan, namun perlu diingat bahwa mobil listrik tetap memiliki dampak polusi udara dari sumber dan lokasi lain. Ini terkait dengan proses pembangkitan listrik yang sering menggunakan bahan bakar fosil, seperti batu bara. Semakin banyak mobil listrik yang digunakan, semakin tinggi permintaan listrik, yang pada gilirannya memerlukan lebih banyak bahan bakar fosil untuk memproduksi listrik. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan sumber energi ramah lingkungan seperti panel surya, turbin angin, dan energi nuklir.
Polusi yang dihasilkan dari pembangkitan listrik sering kali berdampak pada komunitas desa yang berada di dekat industri pembangkitan. Selain itu, baterai yang digunakan dalam mobil listrik memiliki masa pakai terbatas. Setelah baterai mencapai batas usia, perlu diganti dengan baterai baru. Ini mengakibatkan baterai lama menjadi limbah elektronik yang harus diatasi, dan dalam beberapa kasus, baterai ini tidak sepenuhnya dapat didaur ulang dengan efektif. Sebagai contoh, menurut International Council of Clean Transportation (ICCT), hanya sekitar 5% lithium dalam baterai bekas yang dapat berhasil didaur ulang, sedangkan sisanya kadangkala dihadapkan pada masalah pengelolaan limbah.
BACA JUGA: Resmi! Kendaraan Listrik Bebas PKB dan BBNKB
Di Indonesia, pengembangan dan adopsi mobil listrik masih menghadapi tantangan infrastruktur. Terdapat beberapa aspek teknis yang harus diperhatikan, seperti desain baterai, fasilitas pengisian baterai, dan persyaratan pengisian yang sesuai dengan kebiasaan pengendara. Sumber daya listrik di Indonesia mayoritas berasal dari berbagai jenis pembangkit, termasuk pembangkit listrik tenaga uap, gas, air, dan diesel. Namun, terdapat kesulitan dalam meningkatkan kapasitas listrik di luar Pulau Jawa, terutama di daerah yang pembangunannya masih terbatas. Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil dalam pembangkit listrik juga dapat memunculkan masalah pencemaran udara dan lingkungan.
Perlukah Membeli Kendaraan Listrik?
Pertanyaan setelah kita memahami kelebihan dan kekurangan dari kendaraan listrik adalah, perlukah kita membeli kendaraan listrik?
Kalau pada akhirnya alasan kita membeli kendaraan listrik didasari atas bentuk upaya memperbaiki lingkungan? Dirasa alasan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai alasan yang efektif. Karena pada dasarnya, pabrik yang memproduki baterai lithium pun menjadi penyumbang polusi terbesar.
Namun, jika kita membeli mobil listrik atas dasar keinginan pribadi, ya kenapa tidak?