Anak-anak Korea Selatan Berlatih CPR
Tragedi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan menyebabkan 156 orang meninggal dunia dan korban yang tidak terselamatkan banyak akibat kejadian henti jantung dan kemungkinan untuk selamat dari henti jantung bisa meningkat jika pasien mendapatkan pertolongan pertama dengan teknik CPR.
Karena tragedi Itaweon, anak-anak di Korea Selatan bahkan terlihat berlatih CPR di sebuah taman kanak-kanak di Gwangju di hari Senin (7/11).
CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau RJP (resusitasi jantung paru) sendiri adalah tindakan pertolongan pertama yang dilakukan pada orang yang mengalami henti napas dan/atau jantung secara tiba-tiba.
American Heart Association mencatat, CPR dapat menjaga aliran darah tetap aktif serta memperbesar kemungkinan keberhasilan resusitasi saat staf medis tiba di lokasi.
Cara Melakukan CPR ada dua versi. Pertama adalah CR yang hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis atau mereka yang telah terlatih dan mendapatkan sertifikasi. Kedua, CPR yang bisa dilatih pada masyarakat umum.
CPR yang pertama dilakukan dengan menggunakan teknik kompresi atau pijat dada dilengkapi dengan bantuan pernapasan mulut ke mulut.
Pada pasien dewasa, umumnya kompresi dada dilakukan dengan kecepatan 100-120 tekanan per menit. Tekanan pada dada dilakukan dengan kedalaman 5 sentimeter ke bawah.
Sementara masyarakat umum yang tidak terlatih disarankan untuk menguasai teknik hands only CPR, tanpa perlu memberikan bantuan pernapasan mulut ke mulut. CPR ini hanya memerlukan kekuatan tangan untuk melakukan kompresi dada pada pasien henti jantung.
SNA