Mengenal Gaya Hidup ‘Sigma’
Di tahun 2023 ini, cukup banyak memes yang jadi tren di media sosial. Dan salah satu memes yang buat sangat amat menjadi tren adalah meme mengenai “Sigma”.
Well, meme sigma ini lumayan ramai di berbagai platform media sosial. Mulai dari TikTok, Twitter, dan Instagram jadi salah satu media tersebarnya meme Sigma.
Sigma ini sebenarnya memiliki banyak penamaan. Mulai dari Sigma Male, Sigma Male Grindset, Sigma Stare, dan lain sebagainya. Dan memang, meme sigma ini lumayan melekat pada seorang laki-laki.
BACA JUGA: Mengenal Lebih Jauh Bahaya Burnout Akibat Bekerja: Tanda, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Apa Itu Sigma?
Kata sigma male sendiri diyakini pertama kali dicetuskan oleh Theodore Robert Beale, seorang aktivis, penulis, dan game designer.
Mengutip dari website KnowYourMeme, meme Sigma sendiri merupakan sebuah slang yang merujuk pada klasifikasi untuk para pria yang dianggap sukses dan populer, tapi disisi lain mereka juga tetap memiliki jiwa seorang pendiam dan juga pemberontak.
Dengan kata lain, seorang Sigma adalah sosok Alpha yang penyendiri, makanya nggak jarang orang mengartikan Sigma sebagai lone wolves. Istilah lone wolves pun merujuk kepada sosok-sosok seperti karakter John Wick di dalam film “John Wick” ataupun Patrick Bateman dalam film “American Psycho”. Dimana keduanya diceritakan sebagai sosok pria penyendiri, namun secara karakter mereka memiliki tujuan yang kuat, dan dianggap sebagai sosok yang dominan dan juga memiliki pengaruh terhadap orang lain.
Dari sini lah, akhirnya meme sigma dapat dijadikan gaya hidup bagi beberapa orang. Karena nyatanya, menjadi sosok sigma memberikan beberapa keuntungan terhadap pola hidup manusia.
Nyatanya beberapa penokohan dalam meme sigma ini cukup relevan di dalam kehidupan bermasyarakat kita.
Penggambaran sosok Sigma seringkali digambarkan sebagai sosok yang memiliki jiwa introvert, dapat menjadi sosok yang dominan dan juga berpengaruh, dan juga seseorang yang sukses.
Fokus terhadap Diri Sendiri
Keuntungan pertama ketika kalian menerapkan gaya hidup seorang sigma adalah kalian akan lebih fokus terhadap diri sendiri.
Pada dasarnya, kehidupan di media sosial seringkali membuat kita lupa dengan diri sendiri. Kita mudah sekali tertrigger dengan apa yang orang lain lakukan atau kita terlalu mudah untuk mengikuti apa yang orang lain lakukan. Padahal, apa yang orang lain lakukan belum tentu sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Dan inilah yang menjadi keunggulan utama dari menjadi seorang Sigma. Kita akan fokus dengan tujuan dan keinginan sendiri. Kita tidak akan mudah terpengaruh dengan apa yang orang lain lakukan. Selagi, hal tersebut ga ada hubungannya sama sekali dengan diri kita, kita akan memilih untuk menjauhi hal tersebut, guna mencapai apa yang kita inginkan.
Tidak Terikat dengan Orang Lain
Sebagai seorang sigma, kita setidaknya akan memiliki pemikiran untuk tidak menjadikan semua orang sebagai tanggung jawab bagi diri kita.
BACA JUGA: Selain Gaya Hidup, Berikut 3 Alasan Mengapa Anak Muda Indonesia Kesulitan untuk Membeli Rumah
Inilah yang menjadi perbedaan antara menjadi seorang alpha dengan menjadi seorang sigma. Ketika seorang alpha seringkali menganggap dirinya sebagai pemimpin dan terikat dengan kewajiban untuk memenuhi keinginan semua orang. Dengan menjadi sigma, kita akan menjalani hidup tanpa merasa memiliki tanggungan
Karena jujur saja, sebagai manusia kita seringkali merasakan keterikatan dengan orang lain seperti teman, sahabat, kolega, dan bahkan keluarga justru membuat kita merasa hidup di bawah tekanan.
Kita akan merasa apa yang menjadi masalah mereka, akan menjadi masalah kita, apa yang menjadi kesedihan mereka, akan menjadi kesedihan kita, dan apa yang menjadi kebahagiaan mereka, akan menjadi kebahagiaan kita.
Dan ini yang akhirnya menjadi cukup trickey untuk menentukan apa yang sebenarnya menjadi tanggung jawab kita. Apakah perlu, kita melulu merasa memiliki tanggung jawab karena adanya ikatan tersebut?
Ya enggak.
Kita Pun harus bisa bertanggung jawab dengan diri kita sendiri. Makanya, dengan menjadi seorang sigma, setidaknya kita akan mengurangi ikatan-ikatan tersebut dengan tujuan agar diri kita terlepas dari perasaan terikat yang bikin nggak nyaman dan nggak fokus dengan kehidupan.
Pikiran Lebih Jernih
Ketika akhirnya kita dapat fokus terhadap sendiri dengan tidak terikat dengan orang lain, pikiran akan fokus ke tujuan yang kita miliki. Dan inilah yang sebenarnya kita butuhkan sebagai anak muda.
Fokus terhadap diri sendiri.
Karena ketika kita lebih fokus ke orang lain karena adanya ikatan dan lainnya. Kita seringkali cenderung memikirkan orang lain ketimbang diri kita sendiri. Padahal, hidup kita ya kita yang jalanin, apa yang jadi tujuan hidup kita ya utamanya buat kita, bukan buat orang lain.
Dan ketika pikiran kita lebih jernih, kita akan membuang segala hal yang ga ada sangkut pautnya dengan diri kita. Sehingga, kita dapat lebih fokus untuk mengejar goals, keinginan, dan impian yang kita miliki.