Menko Airlangga: Digitalisasi Menjadi Salah Satu Andalan Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru Bagi Ketahanan Ekonomi Mendatang
Menko Perekonomian yang dipimpin oleh Menko Airlangga Hartanto kembali meraih hasil kinerja yang impresif. Tercatat, perekonomian nasional pada Triwulan IV-2023 mengalami pertumbuhan hingga 5,04% (yoy) atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan Triwulan III-2023 yang tumbuh sebesar 4,94% (yoy). Jika dilihat perkembangannya selama setahun, pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2023 sebesar 5,05% (yoy). Capaian pertumbuhan ini masih ditopang oleh komponen pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,82% (yoy) maupun Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 4,40% (yoy).
Dengan demikian, secara spasial seluruh wilayah di Indonesia terus mengalami penguatan dengan struktur ekonomi yang masih didominasi oleh Pulau Jawa dengan kontribusi mencapai 57,05%. Selain itu, bukan hanya Pulau Jawa yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan, Provinsi Maluku Utara sukses mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 20,49% dan Sulawesi Tengah dengan 11,91%. Keduanya ditopang oleh kinerja industri pengolahan logam dasar sebagai implikasi dari kebijakan hilirisasi.
“Momentum berbagai pencapaian yang baik ini harus kita jaga bersama, terutama karena kita memiliki target untuk keluar dari middle income dan menjadi ekonomi terbesar ke-5 dua dunia sebagaimana tertuang dalam Visi Indonesia Emas 2045,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara The Iconomics Media Business Forum & Awarding: Indonesia Business Innovation Forum 2024, Selasa (20/02).
Untuk menjaga momentum pencapaian tersebut, Pemerintah mengandalkan digitalisasi sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi baru yang dapat meningkatkan ketahanan ekonomi di masa depan. Untuk tujuan ini, peningkatan akses teknologi, keterampilan digital yang lebih baik, dan regulasi yang mendukung menjadi kunci untuk memastikan kelangsungan transformasi digital yang mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di berbagai sektor, termasuk perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan layanan lainnya.
Menurut Laporan Google, Temasek, dan Bain & Company Tahun 2023, sekitar 40% dari nilai total transaksi ekonomi digital di ASEAN pada tahun 2023 berasal dari Indonesia. Secara nominal, nilai ekonomi digital Indonesia mencapai USD 82 miliar atau meningkat 8% dari tahun sebelumnya dan diharapkan akan terus meningkat, menjadikan Indonesia sebagai pasar besar dan potensial dalam ranah ekonomi digital.
Untuk mewujudkan potensi pasar besar dalam ekonomi digital, Pemerintah akan terus mempercepat sejumlah upaya, termasuk penguatan talenta digital, peningkatan akses layanan digital yang berkualitas, memperluas pemanfaatan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat, mengantisipasi dampak negatif disrupsi teknologi digital, serta mendukung riset, inovasi, dan pengembangan bisnis, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Sebagai bagian dari upaya nyata dalam mendorong ekonomi digital, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah meluncurkan Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital, yang menjadi landasan strategis agar Indonesia dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi dan dinamika global.
Menko Airlangga menyimpulkan, “Saya yakin, dengan kerja sama yang baik, kita dapat mempercepat transformasi digital dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.” (*/)
(RRY)